Dosen POR Universitas Quality Berastagi Melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)di PPA Cahaya Pengharapan Medan Labuhan Deli

Olahraga futsal tidak boleh berhenti di masa pandemi Covid-19. Pengasuh Pusat Pengembangan Anak (PPA) Cahaya Pengharapan Medan Labuhan Deli, Andreas Limbong tetap mendorong tim tetap melakukan pembinaan atlit dengan mematuhi protokol kesehatan (prokes).

Hal itu dikatakan Andreas Limbong usai menyambut tim Dosen Universitas Quality Berastagi melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di PPA Cahaya Pengharapan Medan Labuhan Deli.

Ia mengatakan pihaknya memiliki tim klub futsal sebagai kegiatan ekstrakurikuler anak agar tetap melakukan aktivitas pembinaan atlit di klub dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di masa pandemi covid-19 saat ini.

Ia pun mengakui PPA Cahaya Pengharapan mempunyai peran strategis untuk memenuhi kebutuhan anak yang tidak mereka peroleh dari orang tua/wali atau keluarga inti di rumah.

"Dengan pelayanan dalam jangka waktu yang panjang ini, Cahaya Pengharapan menjadi seperti keluarga kedua bagi anak setelah keluarga inti mereka," ujarnya.

Sementara, Dosen PKM Universitas Quality Berastagi Rizki Bastanta B Manalu MPd mengatakan kedatangan pihaknya membantu pelaksanaan latihan sesuai protokol kesehatan sekaligus memotivasi tim futsal PPA Cahaya Pengharapan.

Ia bersama dosen lainnya seperti Aser Paul Nainggolan MPd, Jan Bobby N Barus MPd menyampaikan protokol kesehatan sejalan dengan pembinaan olahraga yang tetap berjalan meski di tengah pandemi sebagai insan olahraga, tentu harus sehat.

"Latihan harus terus dilakukan di setiap tim atau klub, karena latihan juga berguna menjaga kekebalan tubuh dan memutus rantai penyebaran virus," ujarnya.

Jan Bobby N Barus menambahkan dalam rangka memutus rantai penularan Covid-19 dengan cara peningkatan daya tahan tubuh dan menjaga imunitas melalui aktivitas olahraga.

"Diminta seluruh tim futsal Cahaya Pengharapan tetap bergerak (olahraga), karena dengan bergerak akan terjadi kebugaran fisik," tutupnya.